Minggu, 24 November 2019

Bentuk Lahan Asal Vulkanik


 Jelaskan morfologi tipe gunung strato vulkano pada gambar dibawah










Gambar 1 Tipe Gunung api strato vulcano
          Morfologi gunung api strato adalah gunung api yang berbentuk kerucut dan dibentuk dari perselingan endapan lava dan endapan piroklastik. Jenis magma yang menyusun gunung api strato didominasi lava intermediet tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa) memiliki ciri kenampakan berupa Lereng curam, zona subduksi, eksplosit. Contoh : Gunung merapi Proses pembentukan Gunung api jenis ini terbentuk akbiat saat meletus, mengeluarkan material melalui lubang kepundan yang bentuknya kental dengan letusan lemah. Pada saat terjadi letusan kuat, magma dapat terlempar ke lereng-lereng gunung.
Tetapi, pada saat terjadi letusan lemah secara berulang-ulang, sebagai akibat tekanan dari dapur magma yang tenaganya kecil, maka magma tidak terlempar jauh melainkan meleleh dan membeku di sekitar lubang kepundan, sehingga membentuk kerucut dan terlihat berlapis-lapis. Ciri gunung api berbentuk kerucut adalah memiliki bentuk puncak yang runcing atau lancip seperti kerucut. Bentuk gunung api kerucut sering disebut sebagai gunung api strato.

Jelaskan morfologi dan morfogenesa pada gambar dibawah ini








Gambar 1 Tipe Gunung api strato vulcano
Morfologi gunung api adalah bentangalam yang dihasilkan dari aktivitas vulkanisme. Endapan morfologi gunung api diklasifikasikan berdasarkan tipe magma dan jenis material yang dikeluarkan. Terdapat 5 jenis morfologi gunung api, antara lain :
·       Morfologi gunung api strato adalah gunung api yang berbentuk kerucut dan dibentuk dari perselingan endapan lava dan endapan piroklastik. Jenis magma yang menyusun gunung api strato didominasi lava intermediet.  Proses pembentukan Gunung api jenis ini terbentuk akbiat saat meletus, mengeluarkan material melalui lubang kepundan yang bentuknya kental dengan letusan lemah. Pada saat terjadi letusan kuat, magma dapat terlempar ke lereng-lereng gunung.
Namun, pada saat terjadi letusan lemah secara berulang-ulang, sebagai akibat tekanan dari dapur magma yang tenaganya kecil, maka magma tidak terlempar jauh melainkan meleleh dan membeku di sekitar lubang kepundan, sehingga membentuk kerucut dan terlihat berlapis-lapis. Ciri gunung api berbentuk kerucut adalah memiliki bentuk puncak yang runcing atau lancip seperti kerucut. Bentuk gunung api kerucut sering disebut sebagai gunung api strato.

·      Morfologi gunung api shield (perisai) memiliki bentangalam gunung api yang berbentuk seperti perisai yang dihasilkan dari lava yang bersusun basalt. Karena sifatnya yang encer, magma basalt akan keluar ke segala arah dari pusat erupsi dan akan membentuk morfologi seperti perisai. Gunung api ini disebut juga gunung api perisai karena bentuknya seperti tameng. Tinggi gunung api ini tergolong rendah dengan kemiringan landai karena jenis magma yang dikeluarkan bersifat cair atau basalt. Gunung api ini banyak terbentuk di zona hot spot tengah samudera seperti Gunung Kilauea dan Maona Loa di Hawaii
Proses pembentukan gunung api ini adalah ditinjau dari erupsinya cenderung efusif (lelehan) cair secara terus menerus, sangat jarang ada letusan eksplosif/ledakan. Akibatnya, lelehan material dari kawah menumpuk di lereng/badan gunung hingga bentuknya seperti perisai.

·       Morfologi kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api tipe eksplosif yang menyebabkan kepundan gunung api runtuh sehingga membentuk kawah yang sangat luas. Contoh kaldera di Indonesia adalah kaldera Bromo. Merupakan bentuk gunung api yang berupa kawah gunung api luas yang disebabkan runtuhnya puncak gunung api sebelumnya. Di dalam kompleks kawah biasanya akan muncul gunung api baru seperti di Kalder , Kaldera Batur dan Yellowstone.
Morfogenesa dari gunung api jenis ini berupa erupsi ledakan/eksplosif yang dahsyat, hingga bagian gunung api tersebut ikut terlempar bersama ledakan material gunung api tersebut. Contohnya adalah Gunung Kelud (pas dulu ada danaunya), Gunung Toba (sekarang jadi danau).












DAFTAR PUSTAKA

Ari, Dwi. 2015.4 Ciri-Ciri Air Tanah Artesis – Pengertian dan Jenis Air tanah”(o online : http://ilmu geografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/ciri-ciri-air-tanah-artesis) Diakses pada tanggal 16 November 2016
Khoironi, Budi. 2012. “Sifat Fisik Batuan Reservoir Porositas dan Permeabilitas”(online :https://budi khoironi.wordpress.com/2012/02/10/sifat-fisik-batuan-reservoir-porositas-dan-permeabilitas/ ) Diakses pada tanggal 16 November 2016
Malinda, Giovani, 2016. “Proses Terbentuknya Air Tanah”(online : http://gurupintar.com/threads/ jelaskan-bagaimana-air-tanah-terbentuk.897/ ) Diakses pada tanggal 16 November 2016
Rezky,Ahmad. 2010. “Terjadinya Geyser ” (online : http://rizgeo17.blogspot.co.id/2010/12/terjadinya -geyser.html#!/tcmbck  ) Diakses pada tanggal  16 November 2016
Stepanus, Hari. 2011. “Tenaga Eksogen Pelapukan Erosi Sedimentasi/” (online : https://haristepanus. wordpress.com/2011/08/07/tenaga-eksogen-pelapukan-erosi-sedimentasi/ ) Diakses pada tanggal  16 November 2016

Dampak Lingkungan dalam Pengelolaan SDA


1. Dampak Lingkungan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
1.     Pengurangan Sumber Daya Alam & Energi
Sumber daya alam & energi merupakan kebutuhan pokok ketika ingin membangun sebuah peradaban suatu bangsa ataupun dunia saat ini. Kebutuhan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kualitas dan taraf hidup masyarakat, serta teknologi.
Ekstraksi dan kosumsi sumber daya alam akan mengganggu lingkungan dan menciptakan polusi. Mengurangi penggunaan sumber daya alam, seperti bahan bakar fosil dan produk kayu. Beberapa sumber, seperti bahan bakar fosil tidak dapat diperbarukan dengan cara mengurangi sumber daya alam dapat menghemat cadangan sumber daya alam yang ada.
2.     Pencemaran Lingkungan
Menurut UU nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, pengertian pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya suatu zat atau komponen tertentu ke dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan menjadi turun yang menyebabkan lingkungan tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana peruntukannya.
Menurut Sastrawijaya(1991), polutan/zat pencemaran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
Zat pencemaran yang bersifat kuantitatif
Zat Pencemaran ini terdiri atas unsur-unsur yang secara alamiah telah ada di dalam alam. Misalnya : karbon dioksida, paspor, dan nitrat.
Zat pencemaran yang bersifat kualitatif
Zat ini terdiri atas senyawa-senyawa yang terjadi karena disengaja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalkan : pestisida, deterjen, dan pupuk buatan.
Pencemaran berdasarkan sifat dari zat pencemarnya :
·       Pencemaran fisik
Pencemaran yang diakibatkan oleh zat-zat yang berwujud padat, cair, maupun gas.
·       Pencemaran kimiawi
Pencemaran yang diakibatkan oleh zat-zat kimia.
·       Pencemaran biologis
Pencemaran yang diakibatkan oleh makhluk hidup.

3.     Perubahan Iklim
fenomena pemanasan global bisa dikatakan berawal sejak revolusi industri, tingkat karbon dioksida meningkat tajam diudara. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca penyebab pemanasan global. dan perubahan iklim Namun dengan adanya pertumbuhan jumlah penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfir bertambah banyak dan menyumbang pemanasan global.
Pengelolaan sumber daya alam & energi tidak terlepas dari pembukaan lahan  yang menyebabkan hutan gundul seperti gambar di atas. Berkurangnya pohon di bumi ini menyebabkan meningkatnya gas CO2 dan merusak lapisan ozon. Sinar matahari akan langsung masuk ke atmosfer yang meyebabkan suhu di bumi meningkat drastis.
4.     Perubahan Tata Guna Lahan
Perubahan tata guna lahan seperti alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, lahan pertanian menjadi tempat pemukiman, atau kawan industri berdampak pada lingkungan. Karena penduduknya terus atau bertambah maka semakin banyak pembukaan lahan sehingga perubahannya dari sawah menjadi pemukiman.
Tata guna lahan (land use) adalah suatu upaya dalam merencanakan penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman, perdagangan, industri, dll.
5.     Kehilangan Keanekaragam Hayati
Menghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu hilangnya habitat, pencemaran tanah, udara, dan air, perubahan iklim, eksploitasi tanaman dan hewan secara berlebihan, dan faktor industrialisasi pertanian dan hutan.

2. PERLINDUNGAN HUKUM DAMPAK PENGELOLAAN PERTAMBANGAN BATUBARA BERKELANJUTAN : SENSIPENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa:
1)    Setiap orang berhak atas lingkungan yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia;
2)    Setiap orang berhak mendapat pendidikan lingkungan hidup, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan  hidup yang baik dan sehat;
3)    Setiak orang berhak mengajukan usul/dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup;
4)    Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Konsep Agraria

Dalam Black’s Law Dictinary disebutkan bahwa arti agrarian is relating to land or to a division or distribution of land: as an agraria laws.[1] Pengertian agraria dan hukum agraria dalam UUPA dipakai dalam arti yang sangat luas. Pengertian agraria meliputi bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya.8

Kontruksi  Undang-Undang Pokok Agraria Dalam Perlindungan Hukum Pengelolaan  Pertambangan Batubara Berkelanjutan

Berdasarkan tujuan disebut, ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:
a.   Apabila dengan iktikad baik tanahtanah telah dikuasai dan dimanfaatkan oleh rakyat, maka pernyataan itu harus dihormati dan dilindungi. Keberdaan rakyat ditanah-tanah tersebut merupakan salah satu penjelmaan dari tujuan kemakmuran rakyat. Rakyat harus mendapat hak didahulukan dari pada accupant baru yang menyalagunakan formalitasformalitas hukum yang berlaku; dan
b.   Tanah yang dikuasai negara, tetapi telah dimanfaatkan rakyat denga iktikat baik (ter geode throuw) hanya dapat dicabut atau diasingkan dari mereka, semata-mata untuk kepentingan umu, yaitu untuk kepentingan sosial dan/ atau kepentingan negara.
c.   Setiap pencabutan atau pemutusan hubungan hukum atau hubungan kongkrit yang diduduki atau dimanfaatkan dengan iktikad baik, harus dijamin tidak akan menurunkan status atau kualitas mereka karena hubungan mereka dengan tanah
tersebut.

Hubungan pertambangan dengan penataaan ruang

Dasar hukum penataan kota mengacu pada dasar hukum penataan ruang antara lain diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UUPA, yang dalam peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, salah satunya  pertambangan.
Dalam tindakan penataan ruang sesuai dengan rencana tata ruang akan menimbulkan akibat-akibat hukum sesuai
dengan hak atas tanah.22 Ruang sebagai satu sumber daya alam tidak mengenal batas wilayah. Namun ruang dikaitkan dengan pengaturan, maka harus jelas batas, fungsi dan sistemnya dalam satu kesatuan. Aspek pertanahan dan penataan ruang bagi nilai-nilai sosial ( misalnya penduduk sering memberi nilai sejarah yang besar kepada sebidang tanah).
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Perlindungan hukum pengelolaan  pertambangan batubara berkelanjutan,  dan hubungan dengan penataan ruang mengaju pada Pasal 6, Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 18 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960,  yang terkait rencana kota dalam penataan ruang dengan keterbukaan  para pihak pemerintah terhadap masyarakat mengenai RTRW akan dilaksanakan.


DAFTAR PUSTAKA
Erwin Bernard. 2015. “ Pengelolaan dan Kelangkaan SDA”. https://erwinbernard. wordpress.com /2015/04/01/pengelolaan-dan-kelangkaan-sumber-daya-energi-manajemen-sumberdaya -alam/. Diakses pada tanggal 21 september 2018
Kurniawati Sonia. 2015. “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. https://sonias worldd.wordpress. com/2015/01/07/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal/. Diakses pada tanggal 21 september 2018
Mahliani BZ. 2018. “Makalah Menajemen pertambangan”. http://diyang001.blogspot. com/2018/01/ makalah-manajemen-pertambangan.html. Diakses pada tanggal 21 september 2018
Onedyaumil. 2009. “Sumber Daya Alam dan Energi. http://onedyaumil.blogspot. com/2009/11/ sumber-daya-alam-dan-energi.html. Diakses pada tanggal 21 september 2018
Risal Gunawan. 2015. “Makalah Pengelolaan Tambang”. https://mynewrhisa l.blogspot.com/2015/ 06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html. Diakses pada tanggal 21 september 2018







Sabtu, 09 Maret 2019

Kepunahan dinosaurus sejalan dengan waktu letusan gunung berapi


Lava vulkanik kuno

Kepunahan dinosaurus sejalan dengan waktu letusan gunung berapi

Lava pembunuh Dino?
Kingsly Xavier George / Alamy
Apakah dinosaurus terlihat lepas oleh asteroid, atau ledakan erupsi gunung berapi? Dua studi baru tentang waktu peristiwa vulkanik membantu kita menyatukan kisah kepunahan massal paling terkenal di Bumi, tetapi mereka meninggalkannya tidak jelas apa yang memicu kematian begitu banyak spesies.
Sekitar tiga perempat spesies di Bumi diperkirakan telah musnah dalam peristiwa kepunahan Cretaceous-Palaeogene 66 juta tahun yang lalu, yang paling terkenal termasuk semua dinosaurus kecuali nenek moyang burung modern. Dalam catatan geologis, peristiwa itu bertepatan dengan lapisan batu dengan kadar iridium yang tinggi - bukti dampak asteroid . Kebanyakan ahli geologi berpikir dampak ini menciptakan kawah besar di Chicxulub, Meksiko. Dampaknya bisa menyebabkan awan jelaga global yang menghalangi matahari. Namun, kepunahan juga bertepatan dengan ledakan aktivitas vulkanik yang kuat yang membentuk formasi batuan besar yang dikenal sebagai Deccan Traps di India barat.
Peristiwa vulkanik serupa telah terlibat dalam kepunahan massal lainnya dalam sejarah Bumi. Erupsi dapat menghangatkan iklim dengan melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca atau menyebabkan pendinginan dengan memasukkan aerosol yang menghalangi sinar matahari ke atmosfer yang tinggi.

Kencan lava

Untuk mendapatkan ide yang lebih tepat tentang waktu letusan Deccan, Courtney Sprain dari University of California, Berkeley, dan rekannya menggunakan penanggalan argon-argon untuk memperkirakan usia aliran lava. Tim lain, yang dipimpin oleh Blair Schoene dari Universitas Princeton, New Jersey, menggunakan metode berbeda, kencan uranium-lead. Kedua studi sepakat bahwa letusan Deccan terjadi selama periode yang berlangsung sekitar satu juta tahun, dimulai sekitar 400.000 tahun sebelum peristiwa kepunahan. Tetapi pada detail yang tepat, kesimpulan mereka berbeda. Schoene dan rekan-rekannya menyarankan letusan Deccan terjadi dalam empat semburan. Yang kedua adalah yang paling cepat dan dimulai puluhan ribu tahun sebelum dampak asteroid. Sementara itu, keseleo dan timnya menyimpulkan bahwa tiga perempat volume lava di Deccan meletus setelah kepunahan massal, dan bahwa tingkat erupsi meningkat setelah dampak.

Pembunuh Dino?

Perbedaan ini mungkin karena kekuatan dan kelemahan dari kedua metode tersebut. Schoene's menawarkan presisi yang lebih besar, tetapi alih-alih menentukan aliran lava secara langsung, ini menentukan tanggal pembentukan kristal zirkon dalam lava, yang mungkin terjadi di ruang magma sebelum letusan. Kami masih belum tahu apa kontribusi relatif dari Perangkap Deccan dan dampak asteroid terhadap kepunahan, kata Schoene. Tetapi memiliki garis waktu yang lebih tepat membantu kita menjadi lebih dekat. "Sebelumnya, kami tidak memiliki catatan dengan cukup detail dari batuan vulkanik untuk dibandingkan dengan catatan iklim," katanya. Meskipun hasilnya menunjukkan sebagian besar lava meletus setelah kepunahan, Sprain masih berpikir vulkanisme memainkan peran penting. Catatan fosil dan suhu menunjukkan bahwa perubahan iklim dan tanda-tanda stres ekologis bertepatan dengan dimulainya aktivitas gunung berapi, sekitar 400.000 tahun sebelum dampak dan kepunahan. "Perangkap Deccan kemungkinan melemahkan ekosistem Cretaceous akhir-akhir ini untuk membuatnya rentan terhadap perubahan lingkungan yang cepat yang datang dengan dampak Chicxulub," kata Sprain. Mungkin letusan sebelumnya melepaskan lebih banyak gas, menyebabkan perubahan iklim, sementara lebih banyak lahar datang kemudian, katanya. Meskipun misteri itu masih belum terpecahkan, Sprain yakin bahwa kita semakin dekat dengan sebuah jawaban. "Saya pikir di masa depan kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi."
Referensi jurnal: Sains , DOI: 10.1126 / science.aau2422
Referensi jurnal: Sains , DOI: 10.1126 / science.aav1446

bentuk asal struktural


BAB I
BENTUKAN ASAL STRUKTURAL

I.1. Latar Belakang
Laporan ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi sertakeadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini makhluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam.
           Pembentukan lahan pada proses geomorfologismempunyai banyak asal yang berguna untuk mengawali kajian tekstur lahannya.Salah satunya adalah bentuk lahan asal struktural. Bentuk lahan asal struktural merupakan proses pembentukan lahan yang disebabkan oleh adanya proses endogen. Misalnya proses pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi!6ontoh dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan dan pegunungan kubah.
Bentuk lahan struktural terjadi oleh karena adanya proses endogen yang disebut tektonisme ataudiastrofisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehinggaterbentuk struktur geologi: lipatan dan patahan. Selain itu terdapat pula struktur horizontal yangmerupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. Dari struktur pokok tersebut, selanjutnyadapat di rinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan batuan dan kemiringannya.Bentuk lahan structural di cirikan oleh adanya pola aliran Trellis yang tersusun dari sungai-sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obsekuen. Bentuk lahan ini di tentukan oleh tenaga endogen yang menyebabkan terjadinya deformasi perlapisan batuan dengan menghasilkan struktur lipatan, dan patahan, serta perkembangannya. Bentuk lahan di cirikan oleh adanya perlapisan batuan yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap erosi. Akibat adanya tenaga endogen tersebut terjadi deformasi sikap "attitude” perlapisan batuan yang semula horizontal menjadi miring atau bahkan tegak dan membentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentuk lahan structural pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan "dip dan strike”. Dalam berbagai hal, bentuk lahan struktural berhubungan dengan perlapisan batuan sedimen yang berbeda ketahanannya terhadap erosi. Bentuklahan lahan struktural pada dasarnya dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu struktur patahan dan lipatan. Kadang-kadang pola aliran mempunyai nilai untuk struktur geologis yang dapat dilihat dari citra. Plateau strukturalterbentuk pada suatu daerah yang berbatuan berlapis horisontal, sedang cuesta dan pegunungan monoklinal terdapat dip geologis yang nyata. Batuan berlapis yang terlipat selalu tercermin secara baik pada bentuk lahannya. Skistositas akan berpengaruh pada bentuk lahan pada daerah dengan batuan metamorfik, lebih lanjut patahan dan retakan mempunyai pengaruh juga pada perkembangan landform. Dalam beberapa kasus, bentuk-bentuk struktural dipengaruhi oleh proses-proses eksogenitas dari berbagai tipe, sehingga terbentuklah satuan struktural denudasional. Struktur-struktur geologi seperti lipatan, patahan, perlapisan, kekar maupun lineaman "kelurusan” yangdapat diinterpretasi dari foto udara dan peta geologi merupakan bukti kunci satuan struktural. Pola aliran sungai yang ada akan mengikuti pola struktur utama, dengan anak-anak sungai akanrelatif sejajar dan tegak lurus dengan sungai induk.
I.2. Maksud dan Tujuan 
Dalam laporan ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal yang menjadi rumus an masalah yaitu:
·         Bagaimana bentuk lahan asal struktural itu ?
·         Apa syarat terbentuknya lahan asal struktural?
·         Bagaimana perkembangan stadia lahan asal struktural?
·         Bagaimana Persebaran bentuk lahan asal struktural di permukaan bumi?
·         Apa Potensi bentuk lahan struktural bagi kehidupan manusia?

Tujuan penulisan makalah ini adalah :
·         Mengetahui tentang bentuk lahan asal struktural.
·         Mengetahui Ciri-Ciri Bentuk Lahan Asal Struktural.
·         Mengetahui Bagaimana bentuk lahan di daerah struktur lipatan, patahan dan lengkungan.
·         Mengetahui Satuan Geomorfologi.






BAB II
DASAR TEORI

II.1. Bentukan asal struktural
            Bentuk lahan struktural terjadi oleh karena adanya proses endogen yang disebut tektonisme ataudiastrofisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehinggaterbentuk struktur geologi: lipatan dan patahan. Selain itu terdapat pula struktur horizontal yangmerupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. Dari struktur pokok tersebut, selanjutnyadapat di rinci menjadi berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan batuan dan kemiringannya.Bentuk lahan structural di cirikan oleh adanya pola aliran Trellis yang tersusun dari sungai-sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obsekuen.
Bentuk lahan ini di tentukan oleh tenaga endogen yang menyebabkan terjadinyadeformasi perlapisan batuan dengan menghasilkan struktur lipatan, dan patahan, serta perkembangannya. Bentuk lahan di cirikan oleh adanya perlapisan batuan yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap erosi. !kibat adanya tenaga endogen tersebut terjadi deformasisikap "attitude# perlapisan batuan yang semula horizontal menjadi miring atau bahkan tegak danmembentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentuk lahan structural pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan “dip dan strike”.

Dalam beberapa kasus, bentukbentuk struktural dipengaruhi oleh proses-proses eksog enitas dari berbagai tipe, sehingga terbentuklah satuan struktural denudasional. Struktur-struk tur geologi seperti lipatan, patahan, perlapisan, kekar maupun lineaman “kelurusan” yangdapat diinterpretasi dari foto udara dan peta geologi merupakan bukti kunci satuan struktural. Pola aliran sungai yang ada akan mengikuti pola struktur utama, dengan anak-anak sungai akanrelatif sejajar dan tegak lurus dengan sungai induk.

Serta penjelasan lebih rincinya adalah sebagai berikut:
Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumirata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembahatau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme,vulkanisme, dan seisme atau gempa.
Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalamstruktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Dalam beberapa kasus, bentuk-bentuk struktural dipengaruhi oleh proses-proses eksogenitas dari berbagai tipe, sehingga terbentuklah satuan struktural denudasional. Struktur-struktur geologi seperti lipatan, patahan, perlapisan, kekar maupun lineaman “kelurusan” yang dapat di interpretasi dari foto udara dan peta geologi merupakan bukti kunci satuan struktural. 
Pola aliran sungai yang ada akan mengikuti pola struktur utama, dengan anak-anak sungai akan relatif sejajar dan tegak lurus dengan sungai induk. Beberapa fenomena bentukan struktural antara lain : flatiron, hogbacks, cuesta, pegunungan lipatan, dome & kubah, pegunungan patahan dan pegunungan kompleks. 'latiron “Sfi” merupakan morfologi pegunungan & perbukitan dan dibentuk oleh lapisan dengan kemiringan relatif tegak, ujung atasnya meruncing dan bentuk seperti seterika. (ogbacks “Shb” berbentuk punggungan lebar yang miring ke arah lapisan dan gawir yang terjal miring ke arah berlawanan dengan arah kemiringan lapisan, besar sudut > 30o “dip”. Jika kemiringan punggungan melandai sesuai dengan dip lapisan sebesar kurang lebih 150 disebut cuesta “Scu”. Dome atau pegunungan kubah "Spk” merupakan struktur lipatan pendek regional, dengan sudut kemiringan kecil melingkar kesegala arah "radier” membentuk bulat atau oval. Antiklinal pendek yang menunjam ke kiri kanannya cenderung membentuk kubah dengan ukuran bervariasi. Pola aliran umumnya melingkar "annular”. Pegunungan lipatan "Spl” mempunyai morfologi yang spesifik denganadanya punggungan antiklinal memanjang dan lembah sinklinal yang harmonis, dimanatopografinya mengikuti lengkungan lipatan. Pola aliran sungai akan mengikuti struktur utama "konsekwen longitudinal”, kemudian disusul anak-anak sungai yang menuruni lereng punggungan tegak lurus sungai utama yang disebut subsekwen, yang akhirnya membentuk polatrellis. Pegunungan patahan "Spp” merupakan struktur patahan yang umumnya dibatasi olehadanya gawir sesar "bidang patahan” yang terjal, kelurusan dan pola aliran yang menyudut patah "regtangular”. Asosiasi antara struktur lipatan dengan patahan umumnya lebih terjadi membentuk struktur pegunungan kompleks "Spk” dengan konfigurasi permukaan yang unik dan tidak teratur. Kenampakan pada foto udara untuk masing-masing struktur akan terlihat jelas danspesifik, dengan didukung oleh fenomena tertentu seperti gawir patahan yang lurus dan terjal, kelurusan vegetasi atau igir / punggungan, pola aliran yang saling tegak lurus dengan anak-anak sungai yang relatif sejajar kemudian menyebar keluar, topografi kasar, pola tidak teratur, vegetasi jarang dan penggunaan lahan untuk lahan tegalan atau hutan reboisasi/konservasi.
Gambar 1 subduksi

a.       Lipatan
Lipatan :lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.Keterangan:a. lipatan tegak  b. lipatan miringc. lipatan rebahd. lipatan menggantunge. lipatan isoklinf. lipatan kelopak  b.

Gambar 2 Lipatan

b.      Patahan
Patahan :terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupunvertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yangrawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.Sesar ada bermacam-macam tipenya, tergantung dari gerakan relatif blok disatu sisi sesar terhadap yang lain, diantaranya:- Sesar Normalhasil pergeseran kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall turun ke bawah dari sisi footwallnya, sesar ini hasil darigaya ekstensi kerak bumi.- Sesar Naik (thrust fault)hasil pergerakan kerak bumi sisi satu dengan sisi lainya, dimana pada posisi hangingwall terdorong ke atas dari sisi footwallnya, sesar ini hasildari gaya kompresi kerak bumi.- Sesar geser (strike-slip or transform, or wrench fault)
sesar permukaan dimana footwall bergerak ke kiri atau kekanan atau pegerakan lateral dengan sedikit pergerakan vertikal.
Gambar 3 sesar

c.      
Pelengkungan :lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akanmembentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atasyang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.Gambar dome dan basin.
Gambar 4 dome dan basin

d.      Retakan
Retakan :terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak.



CIRI – CIRI BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
-Dip dan strike batuan resisten-non resisten jelas
-Horison kunci jelas
-Terdapat sesar, kekar, rekahan, gawir sesar, sesar bertingkat
-Ada materi intrusif: dike, kubah granitik

MACAM-MACAM BENTUK LAHAN STRUKTURAL
-Bentang alam dengan struktur mendatar (lapisan horizontal)2.
-Dataran rendah, adalah daerah yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki
dari permukaan air laut.
-Dataran tinggi (pletau), adalah daerah yang menempati elevasi diatas 500 kaki
diatas permukaan air laut, berlereng sangat landai atau datar berkedudukan lebih
tinggi daripada bentang alam di sekitarnya.
-Bentang alam dengan struktur miring, dibagi menjadi
   a. Cuesta, kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri denag sudutlereng yang searah perlapisan batuan kurang dari 300 (Tjia, 1987.
   b. Hogback, sudut antara kedua sisinya relative sama, dengan sudut lerengyang searah perlapisan batuan lebih dari 300 (Yjia, 1987). Hotback memilikikelerengan scarp slope dan dip slope yang hamper sama sehingga terlihatsimetri.

SATUAN BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
1.      Pegunungan sesar 
Pegunungan ini merupakan hasil deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda pegunungan patahan memperlihatkan gawir-gawir terjal yang memisahkan antarasatu blok pegunungan dengan blok yang lain atau antara blok pegunungan dengan blok lembah. Umumnya bidang gawir tajam relatif rata, belum tersayat olehlembah-lembah. Bentuk blok dapat persegi, berundak, atau membaji tergantungkepada pola sesar. Pada tahapan dewasa menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau punggungan blok dengan beberapa kenampakan bagian mukadari blok masih lebih terjal dari pada bagian punggungan,masih terlihat adanyakelurusan garis dasar sesar, adanya triangular facets yang merupakan sisa-sisa bidang sesar stelah terkikis, adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial yangterletak berjajar dalam garis lurus sepanjang kaki bidang muka dan blok, sertamunculnya mata air. Pada tahapan tua, daerah pegunungan patahan menjadimendatar dan kehilangan bentuk simetrinya, dengan daerah aluvial yang meluas.
2.      Pegunungan atau perbukitan
 sinklinal, tersusun dari batuan plastis, terdiri ataslembah-lembah lipatan.
3.      Pegunungan/perbukitan
monoklinal adalah pegunungan lipatan yang yang terjadikarena adanya tekanan pada satu titik saja yang tingginya >500m disebut pegunungan monoklinal, <500m disebut perbukitan monoklinal. Monoklinal (homoklinal yang lerengnya >110 disebut cuesta.
4.      Gawir sesar
yaitu tebing patahan memanjang terjadi karena adanya dislokasi.Merupakan gejala struktur yang terbentuk akibat gejala sesar yang baru,yang biasanya disertai dengan adanya perpindahan secara vertical, adanya jalur yang hancur, pelurusan sungai, dan sebagainya. Fault scarps atau gawir sesar yaitusuatu gawir memanjang mengikuti zona sesar,dapat ditemukan pada zona sesar turun atau sesar naik,dalam keadaan tertentu scarps dapat ditemukan pada sesar geser bila suatu bukit yang terpotong.dalam peta topografi scarps dapatditunjukkan oleh adanya kelurusan kontur yang rapat.
5.      Pegunungan atau perbukitan
antiklinal adalah pegunungan yang tersusun dari batuan plastis, terdiri atas unit-unit punggung lipatan. Lembah yang terdapatdipuncak antiklin setelah tererosi disebut combe.

6.      Pegunungan/perbukitan kubah (Dome)
Kubah diartikan sebagai struktur darisuatu daerah yang luas dengan sifat lipatan regional dengan sudut kemiringanyang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya kubah, antara lain oleh intrusi garamatau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan beku seperti batolit. Dalam tahapanmuda pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai namun belum dalam, bentuk kubah masih utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan membentuk cekungan erosi. Kadang-kadang inti kubah yang keras tampak di dasar cekunganerosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di puncak makin meluas danmendalam. Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan banyaknya lapisan-lapisan yang resistan, serta punggungan-punggungan dengan lapisan miring(hogbacks) terbentuk. Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisankubah akan membentuk peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang.Kubah besar dan tinggi dihasilkan oleh intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecildihasilkan oleh intrusi lakolit, dan berbentuk kubah landai yang dihasilkan olehsill. Kubah-kubah kecil dapat dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir lempung.
7.      Pegunungan/perbukitan plato,
 merupakan tanah datar dengan struktur horisontal,dengan ketinggian >500 m untuk pegunungan dan <500 m untuk perbukitan.Pada umumnya dikelilingi oleh kelompok volkan atau rangkaian pegunungan.
8.      Teras struktural,
merupakan permukaan bertingkat yang terjdi oleh pengangkatanyang berulang-ulang pada suatu tempat, misalnya step fault.
9.      Perbukitan mesa
adalah perbukitan yang puncaknya datar dengan struktur horisontal sebagai akibat proses erosi. Perbukitan yang mirip mesa tetapi puncaknya lebih sempit disebut butte.  Mesa dan bute berasal dari plato yangtererosi.
10.  Graben (slenk )
adalah tanah patahan yang turun sehingga permukaannya lebihrendah dari daerah sekitar. Terjadi karena daerah tersebut mengalami penurunan/penenggelaman.
11.  Sembul (horst)
adalah tanah patah yang lebih tinggi dari daerah sekitar, terjadikarena pengangkatan (up lift).Kenampakan dominan pada bentuk lahan asal struktural adalah adanya sesar yangdisebabkan oleh pergeseran posisi lapisan (dislokasi) batuan di suatu tempat.




BAB III
PEMBAHASAN

Dari hasil interprestasi pada peta bentukan asal struktural daerah Banjarpanepen dan sekitarnya terdapat 4 delinasi yang menggambarkan dari topografi peta tersebut.

 I. S1 adalah dari unit topografi bergelombang sedang hingga bergelombang kuat dengan pola       aliran berhubungan dengan kekar,dan patahan. Dari karakteristiknya rendah sampai cukup miring   tersayat menengah. Warna ungu tua.
II. S3 adalah dari unit topografi bergelombang kuat hingga perbukitan dengan pola aliran berkaitan dengan kekar dan patahan. Dari karakteristiknya sedang sampai topografi tebing yang cukup miring  tersayat kuat. Warna lebih muda dari S1.
III.   S5 adalah dari unit Mesas dataran tinggi yang dikontrol struktuk. Karakteristiknya topografi datar hingga bergelombang lemah di atas plateau dan perbukitan di bagian tebing. Warna lebih muda dari S3. 
IV. S12 adalah dari unit dykes. Karakteristiknya topografi bergelombong kuat hingga perbukitan, tersayat menengah. Warna lebih muda dari S5.

BAB IV
KESIMPULAN

·         Bentuk lahan asal proses struktural tersusun dari seseri lapisan, baik yang telahterusik oleh suatu tekanan maupun yang belum terusik. Terbentuk karenaadanya proses endogen berupa tektonisme dan diatropisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, pelengkungan, pelenturan dan pelipatan kerak bumisehingga terbentuk struktur geologi lipatan dan patahan. Selain itu terdapatstruktur horisontal yang merupakan struktur asli sebelum mengalami perubahan. dari struktur pokok tersebut dapat dirinci menjadi berbagai bentuk  berdasarkan sikap lapisan batuan dan kemiringannya.

·         CIRI – CIRI BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
-Dip dan strike batuan resisten-non resisten jelas
-Horison kunci jelas
-Terdapat sesar, kekar, rekahan, gawir sesar, sesar bertingkat
-Ada materi intrusif: dike, kubah granitik

·         Bentuk lahan hasil bentukan struktural ditentukan oleh tenaga endogen yang menyabab kandeformasi perlapisan batuan dengan menghasilkan lipatan,kubah, dan patahan serta perkembangannya. Deformasi perlapisan batuan inimenyebabkan adanya deformasi sikap perlapisan yang semula horisontalmenjadi miring atau tegak dan membentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentuklahan struktural pada dasarnya di dasarkan pada sikap perlapisan batuan(dip dan strike). Dip adalah sudut perlapisan batuan yang diukur terhadap bidang horisontal dan tegak lurus terhadap jurus (strike). Sedangkan jurus(strike) merupakan arah garis perpotongan yang dibentuk oleh perpotonganantara bidang perlapisan dengan bidang horizontal.


 DAFTAR PUSTAKA


Adityamulawardhani.2009.”Bentang alam struktural”.(online) http://adityamulawardhani.blogspot.co m/2009/bentang-alam-struktural.html. Diakses pada tanggal 25 februari 2018.
Anonim.2009.”macam-macam proses endogen”.(online) http://viq-pangea.blogspot.com/2009/04/ macam-macam-proses-endogen.html. Diakses pada tanggal 25 februari 2018.
Buranda,J.P. 1990,Geologi Umum, Buku penunjang Perkuliahan Jurusan
Herlambang,Sudarno, 2004 , Dasar-dasar Geomorfologi, Bahan AjarJurusangeografi.
Maulanusantara.2009.”gempa bumi”. (online) http://maulanusantara.wordpress.com/2009/09/02/gem pa-bumi/. Diakses pada tanggal 25 februari 2018.