Istilah-istilah hidrogeologi
1. Presipitasi
Presipitasi adalah curah hujan atau
turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang
berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju dan di
daerah beriklim sedang. Presipitasi merupakan peristiwa klimatik yang bersifat
alamiah yaitu perubahan bentuk dari uap air di atmosfer menjadi curah hujan
sebagai akibat proses kondensasi.
Presipitasi
adalah faktor utama yang mengendalikan berlangsungnya daur hidrologi dalam
suatu wilayah (merupakan elemen utama yang perlu diketahui mendasari pemahaman
tentang kelembaban tanah, proses peresapan air tanah, dan debit aliran).
Presipitasi mempunyai banyak karakteristik yang dapat mempengaruhi produk akhir
suatu hasil perncanaan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Besar kecilnya
presipitasi, waktu berlangsungnya hujan, dan ukuran serta intensitas hujan yang
terjadi, baik secara sendiri-sendiri atau merupakan kombinasi akan mempengaruhi
kegiatan pembangunan wilayah.
Gambar
1. Prepitasi
Sumber:
http://www.flickriver.com/photos/blenblen/4316191437/
2. Evaporasi
Penguapan
atau evaporasi adalah proses perubahan molekul ke dalam keadaan cair (contohnya
air) dengan spontan berubah menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah
kebalikan dari istilah kondensasi. Umumnya penguapan air bisa terlihat dari
lenyapnya cairan secara berangsur-angsur pada saat terpapar sinar dengan volume
yang cukup signifikan.
Rata-rata molekul tidak mempunyai
energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Jika tidak, maka cairan akan berubah
menjadi uap dengan cepat. Pada saat molekul-molekul saling bertumbukan, mereka
saling bertukar energi ke dalam berbagai derajat, tergantung dari bagaimana
mereka bertumbukan. Kadang transfer energi ini lebih berat sebelah, sehingga
salah satu molekul mendapat energi yang cukup untuk menembus titik didih
cairan. Jika hal ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul, maka hal
tersebut bisa menjadi gas dan “menguap”
Ada cairan yang terlihat tidak
menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu juga (contohnya minyak makan
pada suhu kamar). Cairan seperti ini mempunyai molekul-molekul yang cenderung
tidak menghantar energi satu sama lainnya dalam pola yang cukup untuk memberi
satu molekul “kecepatan lepas” – energi panas – yang dibutuhkan untuk berubah
menjadi uap. Tapi cairan seperti ini sebenarnya menguap. Hanya saja, prosesnya
jauh lebih lambat dan karena itu tak terlihat.
Gambar 2. Ilustrasi dari proses air menguap sampai kembali
lagi ke Bumi
3. Infiltrasi
Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan
tanah. Di dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran
antara (interflow) menuju mata air, danau, dan sungai;
atau secara vertikal, yang dikenal dengan perkolasi (percolation) menuju air tanah.
Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah dipengaruhi oleh gaya
gravitasi dan gaya kapiler. Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju ke
tempat yang lebih rendah, sementara gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke
segala arah. Air kapiler selalu bergerak dari daerah basah menuju ke daerah
yang lebih kering.
Gambar
3 Infiltrasi
4. Run
Off
Setelah presipitasi terjadi sehingga
air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau
limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui
saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga
samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali
menuju lapisan hidrosfer.
Gambar
4. Run off
5. Direct
Run Off
Direct Run Off atau Strom Flow atau aliran permukaan
langsung adalah total dari ketiga komponen aliran sungai yang berupa air hujan
secara langsung mengalir ke aliran sungai yang berada di atas permukaan tanah
(overland flow, surface run off) serta aliran cepat yang berada dibawah
permukaan tanah (subsurface storm flow, interflow) yang kebanyakan dipakai
untuk menandai banjir yang disebabkan karakteristik DAS.
Gambar
5. Dicret Run Off
6. Water
Balance
Water Balance atau Neraca Air adalah air yang diterima
diurangi air yang hilang, sama dengan air yang tersimpan. Nilai nerasa air
dapat menjadi positif (+) atau negative (-). Air yang diterima misalnya curah
hujan, dan adanya irigasi, sedangkan air yang hilang misalnya evaporasi dan
transpirasi, intersepsi, dan air yang mengalir di sungai, dan akhirnya ke laut.
Gambar
: Daur Hidrogeologi
7. Catchment
Area
Catchment area atau daerah tangkapan air merupakan
suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis yang dapat berupa punggung-punggung bukit
atau gunung dan batas di laut sampai
dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Catchment area
dapat dikatakan menjadi suatu ekosistem dimana terdapat banyak aliran sungai,
daerah hutan dan komponen penyusun ekosistem lainnya termasuk sumber daya
alam.Namun,komponen yang terpenting adalah air, yang merupakan zat cair
yang terdapat di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang berada di darat. Catchment area erat kaitannya dengan
Daerah Aliran Sungai (DAS).
Gambar
7. Catchment area
8. Water
Divide Line
Water Divide Line atau watershed adalah daerah dimana
semua air yang berada dibawahnya masuk atau mengalir ke tempat yang sama. Jika
watershed ini berada di daerah perbukitan, maka alirannya akan terletak
disepanjang topografi.
Gambar
8. Ilustrasi watere divide line
9. Soil
Water Zone
Soil Water Zone adalah daerah yang berada tepat di
bawah permukaan tanah. Airnya berasal dari hujan dan penyerapan lainnya. Air di
daerah ini dapat berkurang karena proses evaporasi dan uptake oleh akar
tumbuhan.
Gambar
9. Air tanah.
10. Capillary
Fringe
Letak zona kapiler terletak di atas zona jenuh , dan
ketebalan zona ini tergantung dari jenis tanahnya . Akibat tekanan kapiler ,
air terhisap keatas mengisi ruangan di antara butiran tanah . Pada keadaan
seperti ini air mengalami keadaan negatif.
Gambar
10. Ilustrasi zona kapiler
11. Unsaturated
(Vadose) Zone
Unsaturated (Vadose) Zone adalah zona tidak jenuh air
dimana letaknya berada dibagian paling atas yang merupakan zona yang terdekat
dengan permukaan tanah dan termasuk soil water zone. Air yang terdapat di zona
tidak jenuh air ini sangat dipengaruhi oleh penguapan dari akar
tumbuh-tumbuhan.
Gambar
11. Ilustrasi zona tidak jenuh air.
12. Water Table
Water Table atau permukaan air tanah adalah permukaan
air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer yang ketebalan
daerah ini berbeda-beda sesuai dengan keadaan daerahnya. Permukaan zona
saturasi ini selalu mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.
Pada musim penghujan, permukaan water table meninggi, mengisi sumur-sumur penduduk
dan bahkan bisa meluapkan sungai-sungai.
Gambar
12. Ilustrasi water table
13. Saturated
Zone
Saturated
Zone atau Zona Jenuh Air adalah zona dibawah permuka air mengisi seluruh
rongga-rongga tanah. Pada zona ini tanah dianggap dalam keduudkan jenuh
sempurna. Batas dari zona merupakan perukaan air tanah ataupun (water table) /
permukaan freatis dan tekanan hidrostatis pada permukaan air tanah adalah nol.
Gambar
13. Zona jenuh air.
14. Effluen
Stream / Gaining Stream.
Effluen Stream / Gaining Stream adalah suatu relasi
antara air tanah dan air permukaan, dimana pada kondisi ini air tanah yang
mengisi air permukaan yang disebabkan muka air tanah lebih tinggi dibanding air
permukaan. Akibatnya air yang muncul ke permukaan akan keluar dalam bentuk mata
air atau rembesan. Inffluent stream sendiri adlah dari sisi air tanah yang
keluar, sedangkan Gaining stream adalah dari sisi air permukaan yang
mendapatkan input.
Gambar
14. Gaining stream.
15. .
Influent Stream / Losing Stream
Influent Stream / Losing Stream adalah kebalikan dari
Effluen Stream / Gaining Stream, dimana air permukaan yang mengisi air tanah
karena muka air tanah lebih rendh dibandingkan air permukaan. Pada kondisi ini
maka akan dibuat zona imbuhan akumulasi imbuhan (rechage mound) yang merupakan
sumur penampungan air permukaan yang masuk kedalam uka air tanah. Influent
stream adalah dari sisi tanah yang mendapat input, sedangkan Losing stream
adalah dari sisi permukaan yang kehilangan air.
Gambar
15. Ilustrasi losing stream.
16. Base
Flow
Base flowa dalah bagian curah hujan
yang mengalami infiltrasi dan perkolasi masuk dalam tampungan air tanah dan
kealur sungai sebagai rembesan mata air.
Ditinjau dari kontinyuitas dan
fluktuasi alirannya, sungai dapat dibedakan menjadi a) sungai parenial (sungai
sepanjang tahun mengeluarkan air), pada waktu hujan atau musim hujan alirannya
terdiri dari 3 komponen aliran di atas, sedangkan pada musim kemarau alirannya
banyak disokong oleh aliran dasar. b) Sungai intermetten (sungai yang
mengeluarkan air hanya pada waktu musim hujan), sungai kering pada waktu musim
kemarau. c) sungai ephimerent (sungai mengeluarkan air hanya setelah ada
hujan), aliran banyak disokong oleh limpasan dan aliran antara.
Gambar 16. Base Flow
17.
Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut,
tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran
(friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena
aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi. Selain itu, ruangan di antara serbuk-serbuk simplisia
membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran
kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,
sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentras
Gambar 17. Perkolasi
18.
Water Surplus
Water Surplus
adalah air hujan (presipitasi) yang telah mengalami evapotranspirasi (Gabungan evaporasi
dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi) dan mengisi tampungan
tanah (soil storage, SS). Air berlebih ini diakibatkan oleh adanya curah hujan
lebih besar dari proses evaporasi atau penguapan air yang menyebabkan
peningkatan aliran permukaan, debit air tinggi dan level air sungai yang lebih
tinggi. Sedangkan jika musim kering berlangsung lebih lama sehingga proses
evaporasi terjadi melebihi curah hujan maka akan terjadi Water Defisit atau
kekurangan air.
Gambar 18. Siklus hujan
19.
Strom Run Off
Strom
Run Off adalah limpasan air langsung ke sungai yang terjadi saat hujan deras.
Dimana pada kondisi ini aliran air yang datang dengan intensitas tinggi akan
langsung dialirkan ke daerah yang lebih rendah seperti sungai sebagai tempat
penampungan air.
Gambar
19. Ilustrasi strom run off
20. Soil
Masture
Soil
Moisture adalah nilai kelembabam tanah yang nilainya berubah-ubah, dipengaruhi
oleh curah hujan dan nilai evapotranspirasi. Nilai Soil Moistrure yang paling besar disebut Soil Moisture
maksimum, dikendalikan oleh kombinasi tekstur tanah dan jenis vegetasi (zona
perakaran dll). Jadi Soil Moisture maksimum adalah harga tetapan tanah pada
suatu daerah tertentu per meter persegi sampai lapisan impermeabel.
Gambar
20. Ilustrasi masture
Sumber:
https://www.enviromonitors.co.uk/shop/tdr100-soilmoisture.
21. Bulan
Kering
Bulan
Kering menurut Oldemen adalah bulan yang memiliki curah hujan kurang dari
100mm.
22. Bulan
Basah
Bulan
basah menurut Oldemen adalah bulan yang memiliki curah hujan lebih dari 200mm.
23. Aquifer
/ Akuifer
Gambar
21. Ilustrasi akuifer.
24. Aquitar
/ Akuitar
Akuitar adalah lapisan atau formasi
batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah
yang yang terbatas
Gambar
22. Ilustrasi akuitar
25. Aquifug
/ Akuifug
Akuifug adalah lapisan batuan yang
tidak dapat menyimpan air, dan meloloskan air. Contoh granit dan batuan yang
kompak dan padat.
Gambar 23. Ilustrasi akuifug
26. Aquiclude
/ Akuiklud
Akuiklude adalah lapisan batuan yang jenug (dapat
menyimpan air) tetapi tidak dapat meloloskan air dalam jumlah yang berarti.
Contoh lempung, shale, tuf halus, silt dan berbagai batuan yang berstruktur
lempung.
Gambar
24. Ilustrasi akuiklud
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. “Pengertian Evaporasi”.
(Online).http://note-why.blog
spot.co.id /2011/11/ pengertian-evaporasi.html. (Diakses pada
tanggal 16 Februari 2018).
Anonim. 2012. “Pengertian dan Komponen
Sistem Panas Bumi”. (Online). https: // rangsimpati . wordpress.com/2012/07/24/pengertian-dan-komponen
sistem-panas-bumi/.html (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018).
Anonim. 2013. “Pengertian Dan Definisi
Neraca Air”. (Online). http://
pengertian-definisi. Blog spot .co.id/2013/02/pengertian-dan-definisi-neraca
air.html. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018).
Anonim. 2014. “Tiga Pengertian Zona
Lapisan Tanah”. (Online) http://
ilmu-teknik-sipil-indonesia.blogspot.com/2014/04/tiga-pengertian-zona-lapisan -tanah.html. (Diakses pada tanggal 16
Februari 2018
Aya. 2012. "Presipitasi”. (Online). http://enenkq.blogspot .co.id/2012/12/v-behaviorurl defaul tv
mlo.html. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018).
Aya. 2013. “Run Off”. (Online).
http://enenkq. blogspot.co.id/2013/
03/run-off.html. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018).
Habib. 2012. “Sifat Batuan Terhadap Air
Tanah”. (Online).http:// habib-geo
.blogspot .co.id /2012/11/sifat-batuan-terhadap-airtanah.html. (Diakses
pada tanggal 16 Februari 2018).
Leliana, Anzhe. 2015. “Sifat Batuan
Terhadap Air Tanah”. (Online).http:// kumpulan tugas
sekolahdankuliah.blogspot.co.id/2015/01/sifat-batuan terhadap-air-tanah.html.
(Diakses pada tanggal 16 Februari 2018).
Mayodra, Dion. 2014. “Hidrologi”.
(Online).http://dionmayodra.blogspot.
co.id/2014/12/ hidroge ologi.html. (Diakses pada tanggal 16 Februari 2018)
Rahim, Azhary. 2013. “Jenis-Jenis
Akuifer”. (Online).http://tambangunp.
blogspot.co.id /2013/10/jenis-jenis-akuifer.html. (Diakses pada tanggal 16
Februari 2018).